Google

1.26.2006

Bab I - Teori-Teori Benar dan Salah Dibedakan

Kehidupan Yang Disucikan - Bab 1

Teori-Teori Benar dan Salah Dibedakan

Penyucian yang dinyatakan dalam Kitab Injil harus meliputi keseluruhan—roh, jiwa, dan tubuh. Di sinilah gagasan yang benar dari seluruh penyucian. Paulus berdoa agar gereja di Tesalonika dapat menikmati berkat yang besar ini. “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita” (1 Tes. 5:23).

Di dalam agama-agama dunia ada sebuah teori penyucian palsu dan memiliki pengaruh berbahaya. Dalam banyak keadaan orang-orang yang mengakui penyucian tidak memiliki kesungguh-sungguhan. Penyucian mereka hanya terdapat dalam percakapan dan kemauan beribadat. Orang-orang yang sungguh-sungguh mencari tabiat Kristiani yang sempurna tidak akan pernah menuruti pemikiran bahwa mereka tidak berdosa. Kehidupan mereka mungkin tidak bercela, mereka mungkin menghidupkan kebenaran yang telah mereka terima; tetapi semakin mereka mendisiplin pikiran mereka untuk tetap tinggal dalam tabiat Kristus, dan semakin mereka mendekati gambaran keilahian-Nya, semakin jelas mereka akan melihat kesempurnaan-Nya yang tak bercela, dan semakin dalam mereka akan merasakan cacat mereka.

Ketika orang-orang menyatakan bahwa mereka telah disucikan, mereka memberikan bukti yang cukup bahwa mereka jauh dari keadaan suci. Mereka gagal melihat kelemahan dan kemiskinan mereka. Mereka memandang diri mereka sebagai pantulan bayang-bayang Kristus, karena mereka tidak memiliki pengetahuan yang benar tentang Dia. Semakin besar jarak antara mereka dan Juruselamat, semakin benarlah mereka tampil dalam pemandangan mereka sendiri.

Ketika dengan penyesalan dan iman yang sederhana kita merenungkan tentang Yesus, yang telah tertusuk dosa-dosa kita dan memikul penderitaan kita, kita boleh belajar untuk berjalan di dalam jejak kaki-Nya. Dengan memandang-Nya kita diubahkan di dalam keserupaan keilahian-Nya. Dan ketika pekerjaan ini ditempa di dalam kita, kita akan menyatakan tidak ada kebenaran di dalam diri kita, tetapi akan meninggikan Yesus Kristus, sementara kita menggantungkan jiwa kita yang tidak berdaya ke atas jasa-jasa-Nya.

Kebenaran Diri Dikutuk

Juruselamat kita selalu mengutuk kebenaran diri. Dia mengajarkan murid-murid-Nya bahwa agama yang tertinggi adalah yang menyatakan dirinya dalam sebuah perilaku yang tenang dan rendah hati. Dia mengingatkan mereka untuk melakukan kebajikan mereka dengan diam-diam; bukan untuk pameran, bukan untuk dipuji atau dihormati manusia, tetapi untuk kemuliaan TUHAN, mengharapkan pahala mereka di surga. Jika mereka melakukan perbuatan baik untuk disanjung oleh manusia, tidak ada pahala yang akan mereka dapatkan dari Bapa di surga.

Pengikut Kristus diperintahkan jangan berdoa dengan niat agar didengar manusia. “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Mat. 6:6). Pernyataan yang keluar dari bibir Kristus ini menunjukkan bahwa Dia tidak menghormati jenis kesalehan yang begitu lazim di kalangan orang-orang Farisi. Khotbah-Nya di atas bukit menunjukkan perbuatan baik yang mulia dan peribadatan yang saleh memancarkan keharuman yang agung ketika dilakukan dalam perilaku yang tidak berpura-pura, dalam penyesalan dan kerendahan hati. Motif yang murni menyucikan tindakan.

Penyucian yang benar adalah kesesuaian sepenuhnya kepada kehendak Allah. Pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang memberontak ditaklukkan, dan suara Yesus membangkitkan sebuah kehidupan baru, yang meliputi keseluruhannya. Orang-orang yang benar-benar disucikan tidak akan menempatkan pendapat pribadi mereka sebagai sebuah standar dari benar dan salah. Mereka tidak berkeras dalam pendirian atau kebenaran diri; namun mereka waspada, kalau-kalau, sebuah janji sedang meninggalkan mereka, mereka tidak bisa memenuhi syarat-syarat di mana janji-janji itu didasarkan.

Menggantikan Perasaan untuk Akal Sehat

Banyak orang yang mengakui penyucian sepenuhnya mengabaikan pekerjaan kasih karunia di dalam hati. Ketika diuji dan dibuktikan, mereka ditemukan seperti kebenaran-diri orang Farisi. Mereka tidak menghasilkan perbedaan. Mereka mengesampingkan akal sehat dan pertimbangan, dan bergantung sepenuhnya pada perasaan-perasaan mereka, mendasarkan pernyataan mereka terhadap penyucian pada emosi yang kadang kala mereka alami. Mereka keras kepala dan suka menantang dalam mendesak pernyataan mereka yang mengotot tentang kesucian, banyak bicara, tetapi tidak menghasilkan buah yang agung sebagai bukti. Orang-orang yang dalam pengakuannya suci ini tidak hanya menipu jiwa mereka sendiri dengan keinginan-keinginan mereka, tetapi sedang menggunakan sebuah pengaruh yang menyesatkan banyak orang yang sangat rindu untuk sesuai dengan kehendak Allah. Mereka mungkin terdengar mengulang-ulangi lagi dan lagi, “TUHAN menuntunku! TUHAN menuntunku! Aku hidup tanpa dosa!” Banyak orang yang berhubungan dengan roh ini memasuki sebuah kegelapan, sesuatu yang misterius yang tidak dapat mereka pahami. Namun ini sepenuhnya tidak menyerupai Kristus, satu-satunya teladan yang benar.

Penyucian dalam Alkitab tidak terdiri dari emosi yang kuat. Di sini banyak orang yang dituntun ke dalam kesalahan. Mereka menjadikan perasaan mereka sebagai patokan. Ketika mereka merasa semangat atau bahagia, mereka menyatakan bahwa mereka disucikan. Perasaan gembira atau ketidakhadiran perasaan sukacita bukanlah bukti bahwa seseorang itu disucikan atau tidak. Tidak ada yang namanya penyucian seketika (instant). Penyucian yang benar adalah pekerjaan setiap hari, berlangsung seumur hidup. Orang-orang yang berperang dengan pencobaan setiap hari, mengalahkan kecenderungan-kecenderungan mereka dalam berbuat dosa, dan mencari kesucian hidup dan hati, tidak pernah sombong menyatakan kesucian. Mereka lapar dan haus akan kebenaran. Dosa sangat menjijikkan dalam pandangan mereka.

Ada orang-orang yang menyatakan penyucian yang membuat sebuah pernyataan tentang kebenaran, seperti saudara-saudara mereka, dan mungkin sulit untuk membuat sebuah perbedaan di antara mereka; namun meskipun demikian perbedaan itu tetap ada. Pernyataan kesaksian dari pengalaman diagungkan seperti itu akan menyebabkan Roh Kristus yang indah ditarik dari sebuah pertemuan, dan akan meninggalkan sebuah pengaruh yang mengerikan ke atas semua yang hadir, karena bila mereka benar-benar hidup tanpa dosa, kehadiran mereka akan membawa malaikat-malaikat suci ke dalam perkumpulan itu, dan kata-kata mereka akan menjadi “buah apel emas di pinggan perak” (Ams. 25:11).

Masa Ujian

Pada musim panas, ketika kita melihat pohon-pohon di hutan di kejauhan, semua mengenakan jubah hijau yang indah, kita tidak mungkin dapat membedakan antara pohon-pohon evergreen (selalu berdaun hijau) dengan pohon-pohon lain. Namun ketika musim dingin mendekat, dan raja kebekuan menyelimuti mereka dengan dekapan dingin, melucuti pohon-pohon lain dari daun-daun mereka yang indah, pohon-pohon evergreen segera terlihat. Maka demikianlah halnya dengan semua orang yang berjalan dalam kerendahan hati, tidak bergantung pada diri, namun berpegang teguh pada tangan Kristus. Ketika orang-orang yang yakin pada diri, dan mempercayai kesempurnaan tabiat mereka, kehilangan jubah kebenaran palsu ketika diterpa badai pencobaan, orang benar sejati, yang dengan tulus mengasihi dan takut akan Allah, memakai jubah kebenaran Kristus dalam kemakmuran dan kesusahan akan tetap sama.

Penyangkalan diri, pengorbanan diri, kebajikan, kebaikan hati, kasih, kesabaran, ketabahan, dan iman orang Kristen adalah buah-buah yang setiap hari dihasilkan oleh orang-orang yang sungguh-sungguh berhubungan dengan Allah. Tindakan-tindakan mereka mungkin tidak disebarluaskan kepada dunia, namun mereka sendiri setiap hari bergumul dengan kejahatan, dan memperoleh kemenangan mulia melawan pencobaan dan kesalahan. Janji suci diperbaharui, dan dipelihara melalui kekuatan yang diperoleh dari doa yang sungguh-sungguh dan pandangan yang tetap arahnya. Orang yang memiliki semangat menggebu-gebu tidak melihat pergumulan-pergumulan para pekerja yang senyap ini; tetapi mata-Nya yang melihat rahasia hati, memperhatikan dan menghormati setiap usaha yang dilakukan dalam kerendahan hati dan kelemahlembutan. Membutuhkan waktu pencobaan untuk mengungkapkan kemurnian emas kasih dan iman di dalam tabiat. Ketika pencobaan dan kekacauan datang ke atas gereja, maka semangat yang teguh dan kehangatan cinta kasih pengikut-pengikut Kristus yang sejati dikembangkan.

Kita merasa sedih melihat orang-orang Kristen yang mengaku (suci) disesatkan oleh teori palsu dan mempesona yang menyatakan bahwa mereka sempurna, karena begitu sulit untuk menarik mereka dan menuntun mereka ke jalan yang benar. Mereka telah mencoba membuat keindahan dan kesenangan lahiriah, sementara kebutuhannya adalah keindahan, kelemahlembutan dan kerendahan hati Kristus di dalam bathin. Masa ujian akan datang kepada semua orang, ketika pengharapan dari banyak orang yang selama bertahun-tahun telah menganggap diri mereka aman, akan terlihat tanpa pondasi. Ketika di dalam kedudukan-kedudukan baru, di bawah keadaan-keadaan yang berbeda-beda, orang-oran yang kelihatan sebagai tiang-tiang di rumah TUHAN ternyata hanya kayu busuk yang ditutupi cat dan pernis. Tetapi kerendahan di dalam hati, yang setiap hari telah merasakan pentingnya memancangkan jiwa mereka ke Batu Karang abadi itu, akan berdiri tidak tergoyahkan di tengah-tengah prahara pencobaan, karena mereka tidak bergantung kepada diri mereka. “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: ‘TUHAN mengenal siapa kepunyaan-Nya’” (2 Tim. 2:19).

Menghasilkan Buah

Orang-orang yang berusaha keras untuk mendapatkan perhatian atas pekerjaan-pekerjaan baik mereka, terus-menerus membicarakan keadaan mereka yang tidak berdosa dan berusaha keras untuk menonjolkan pencapaian-pencapaian keagamaan mereka, hanya sedang menyesatkan jiwa mereka sendiri dengan melakukan hal itu. Orang yang sehat, yang mampu memenuhi kebutuhan hidup dan yang hari demi hari melakukan pekerjaannya dengan semangat meluap dan dengan aliran darah yang sehat mengalir melalui pembuluh-pembuluh darahnya, tidak membutuhkan perhatian terhadap kesehatan tubuhnya dari setiap orang yang dia temui. Kesehatan dan kekuatan adalah kondisi-kondisi alamiah dari kehidupannya, dan oleh karena itu dia jarang sekali menyadari bahwa dia berada dalam kenikmatan berkat yang sangat berlimpah.

Begitu pula dengan orang benar yang sejati. Dia tidak menyadari kebaikan-kebaikan dan kesalehannya. Prinsip-prinsip keagamaan telah menjadi mata air dari kehidupan dan tindak-tanduknya, dan sama alamiahnya baginya untuk menghasilkan buah-buah Roh seperti pohon ara menghasilkan buah ara atau semak mawar menghasilkan bunga mawar. Sifat-sifatnya sepenuhnya sangat diilhami oleh kasih kepada Allah dan sesamanya manusia sehingga dia mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Kristus dengan hati yang rela.

Semua orang yang datang ke dalam ruang lingkup pengaruhnya merasakan keindahan dan aroma kehidupan Kristianinya, sementara dia sendiri tidak menyadari hal itu, karena hal itu selaras dengan kebiasaan dan kecenderungan-kecenderungannya. Dia berdoa meminta terang ilahi, dan suka berjalan di dalam terang itu. Adalah makanan dan minumannya untuk melakukan kehendak Bapanya yang di surga. Kehidupannya tersembunyi bersama Kristus di dalam Bapa; namun dia tidak menyombongkan hal ini, atau bahkan menyadarinya. TUHAN tersenyum kepada orang-orang yang sederhana dan rendah hati yang mengikuti dari dekat jejak-jejak Guru Besar itu. Malaikat-malaikat tertarik kepada mereka, dan suka berada dekat dengan jalan mereka. Mereka mungkin lewat sebagai orang-orang yang tidak layak diperhatikan oleh orang-orang yang meninggikan pencapaian-pencapaian dan yang suka menonjolkan perbuatan-perbuatan baik mereka, tetapi malaikat-malaikat surga suka berkumpul di atas mereka dan seperti dinding api di sekitar mereka.

Mengapa Kristus Ditolak?

Juruselamat kita adalah terang dunia, tetapi dunia tidak mengenal Dia. Dia selalu mengerjakan pekerjaan rahmat, memancarkan sinar ke atas jalan semua orang; namun Dia tidak memanggil orang-orang yang dengan siapa Dia bergaul untuk memandang kebaikan-Nya yang tiada bandingan, penyangkalan diri-Nya, pengorbanan diri, dan kebajikan. Orang-orang Yahudi tidak mengagumi kehidupanyang seperti itu. Mereka menganggap keagamaan-Nya tidak layak, karena tidak sesuai dengan standar kesalehan mereka. Mereka memutuskan bahwa Kristus tidak saleh dalam rohani dan tabiat; karena agama mereka dibuat dalam pertunjukan, dalam doa di tempat umum, dan dalam mengerjakan amal untuk membanggakan diri. Mereka membicarakan perbuatan-perbuatan baik mereka, sebagai orang yang menyatakan penyucian. Mereka ingin semua orang tahu bahwa mereka tidak berdosa. Namun seluruh kehidupan Kristus sebenarnya berbeda dengan hal ini. Dia tidak mencari keuntungan atau kehormatan. Tindakan penyembuhannya yang ajaib dilakukan sediam-diam mungkin, walau Dia tidak dapat menahan semangat orang-orang yang telah menerima berkat-berkat yang besar dari-Nya. Kerendahan hati dan kelemahlembutan mencirikan kehidupan-Nya. Dan karena langkah-Nya dalam kerendahan hati dan perilaku-Nya yang tidak menuntut perhatian, yang begitu berbeda dengan kehidupan mereka, sehingga orang-orang Farisi tidak menerima-Nya.

Kelemahlembutan Buah dari Roh

Buah yang paling berharga dari penyucian adalah karunia kelemahlembutan. Ketika karunia ini menuntun di dalam jiwa, watak terbentuk oleh pengaruhnya. Ada penantian yang terus menerus pada Allah dan sebuah ketundukan kepada kehendak-Nya. Pengertian memahami setiap kebenaran ilahi, dan kemauan tunduk kepada setiap perintah-perintah ilahi, tanpa keraguraguan atau persungutan. Kelemahlembutan yang benar melembutkan dan menaklukkan hati dan memberikan kecocokan pikiran kepada firman yang ditanamkan. Hal itu membawa pikiran ke dalam penurutan kepada Yesus Kristus. Hal itu membuka hati terhadap firman Allah, sebagaimana hati Lydia yang terbuka. Hal itu menempatkan kita bersama Maria, sebagai pelajar di kaki Yesus. “Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati” (Mzm. 25:9).

Bahasa orang yang lemah lembut tidak pernah membual. Seperti Samuel kecil, mereka berdoa, “Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar” (1 Sam. 3:9). Ketika Yosua ditempatkan pada posisi kehormatan tertinggi, sebagai pemimpin bangsa Israel, dia memberikan tantangan kepada semua musuh-musuh TUHAN. Hatinya dipenuhi pemikiran yang suci dari misinya yang besar. Namun dalam menerima pekabaran dari Surga, dia menempatkan dirinya sendiri dalam posisi seorang anak kecil untuk diajar. “Apakah yang dikatakan tuanku kepada hambanya ini?” (Yos. 5:14) adalah jawabannya. Kata-kata pertama dari Paulus setelah Kristus menyatakan diri-Nya kepadanya adalah, “TUHAN, apakah yang Kau inginkan untuk aku lakukan?” (Kis. 9:6).

Kelemahlembutan di dalam sekolah Kristus adalah salah satu tanda buah-buah Roh. Itu adalah sebuah karunia yang dibawakan oleh Roh Kudus sebagai sebuah penyucian, dan memampukan pemiliknya sepanjang masa untuk mengendalikan watak yang gegabah dan tidak sabar. Ketika karunia kelemahlembutan dihargai oleh orang-orang yang secara lahiriah masam dan gegabah dalam tabiat, mereka akan mengerahkan usaha yang paling sungguh-sungguh untuk menaklukkan watak mereka yang tidak membahagiakan. Setiap hari mereka akan mendapatkan pengendalian diri, hingga semua sifat yang tidak disenangi dan disukai Yesus ditaklukkan. Mereka dibaurkan kepada Teladan Ilahi, hingga mereka dapat menuruti perintah Roh, “Cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah” (Yakobus 1:19).

Ketika seorang manusia mengaku disucikan, dan namun dalam perkataan dan pekerjaan mungkin ditunjukkan oleh mata air yang tidak murni yang mengeluarkan air yang pahit, kita boleh dengan aman berkata, “Orang itu menipu.” Dia perlu mempelajari setiap abjad yang merupakan kehidupan seorang Kristen. Berapa orang yang mengaku sebagai pelayan Kristus telah begitu lama menyukai kejahatan yang kejam sehingga mereka kelihatan mengasihi unsur-unsur yang tidak suci dan mengambil kesenangan dalam mengucapkan kata-kata yang tidak menyenangkan dan menyakitkan. Orang-orang ini harus bertobat sebelum Kristus mau mengakui mereka sebagai anak-anak-Nya.

Kelemahlembutan adalah keindahan bathin, yang sangat berharga dalam pemandangan TUHAN. Para rasul membicarakan hal ini sebagai sesuatu yang lebih sempurna dan berharga dari pada emas atau permata atau perhiasan mahal. Sementara keindahan lahiriah hanyalah tubuh yang fana, hiasan kelemahlembutan memperindah jiwa dan menghubungkan manusia yang serba terbatas dengan Allah yang maha tidak terbatas. Ini adalah hiasan yang TUHAN pilih sendiri. Dia yang menghiasi langit dengan lingkaran cahaya telah berjanji dengan Roh yang sama bahwa, “Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan” (Mzm. 149:4). Malaikat-malaikat surga akan mencatat orang-orang yang berpegang teguh pada TUHAN Yesus Kristus dan berjalan bersama dengan Dia di dalam kelemahlembutan dan kerendahan hati sebagai hiasan terbaik.

Ada pencapaian-pencapaian tinggi untuk orang-orang Kristen. Dia yang mungkin pernah diangkat kepada pencapaian-pencapaian yang lebih tingi. Yohanes memiliki sebuah pemikiran yang ditinggikan tentang hak-hak istimewa seorang Kristen. Dia berkata, “Lihat, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah” (1 Yoh. 3:1). Tidaklah mungkin bagi manusia diangkat kepada martabat yang lebih tinggi dari pada yang dinyatakan di sini. Kepada manusia diberikan keistimewaan untuk menjadi ahli waris Allah dan mendapat bagian warisan bersama Kristus, yang ribuan kali lipat lebih berharga dari pada kekayaan dunia. Maka, melalui jasa-jasa Yesus Kristus, manusia yang terbatas diangkat kepada persekutuan dengan Allah dan Putra-Nya yang kekasih.


Daftar Isi