Google

5.05.2006

Bab 5 - Daniel Di Lubang Singa

Kehidupan Yang Disucikan - Bab 5

Daniel di Lubang Singa

Ketika Darius merebut takhta kerajaan Babilon, dia segera merombak pemerintahan. Dia “mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan; membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu” (Daniel 6:1-3). Dan “Daniel ini melebihi melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya” (ayat 4). Kehormatan yang dilimpahkan ke atas Daniel membuat para pejabat tinggi kerajaan menjadi cemburu. Para pejabat tinggi dan wakil-wakil raja berusaha menemukan kesalahan-kesalahan yang dapat menjatuhkannya. “Tetapi mereka tidak mendapatkan alasan apapun atau suatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati suatu kelalaian atau suatu kesalahan padanya” (ayat 5).

Betapa sebuah pelajaran yang ditunjukkan di sini bagi semua orang Kristen. Tatapan-tatapan yang penuh kecemburuan setiap hari ditujukan kepada Daniel; tatapan mereka dipertajam oleh kebencian; namun tidak ada satu kata atau tindakan dari kehidupannya yang dapat mereka jadikan sebagai kesalahan. Dan begitupun dia tidak menyatakan dirinya suci, namun dia melakukan apa yang jauh lebih baik—dia menghidupkan sebuah kehidupan dari kesetiaan dan pengabdian.

Semakin tidak bercela tindak-tanduk Daniel, semakin besar kebencian yang dikobarkan terhadapnya oleh musuh-musuhnya. Mereka dipenuhi amarah, karena mereka tidak dapat menemukan apapun dalam tabiatnya atau dalam pelaksanaan tugas-tugasnya yang dapat menjadi dasar untuk melawan dia. “Maka berkatalah orang-orang itu, ‘Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!” (ayat 6). Tiga kali sehari Daniel berdoa kepada Allah di surga. Ini adalah satu-satunya tuduhan yang dapat dibuat untuk melawan dia.

Sebuah persekongkolan sekarang direncanakan untuk menghancurkannya. Musuh-musuhnya berkumpul di istana dan memohon kepada raja untuk mensahkan sebuah dekrit yang menyatakan bahwa tidak seorangpun di seluruh kerajaan boleh meminta segala sesuatu kepada TUHAN atau manusia, kecuali kepada Raja Darius, selama tiga puluh hari, dan pelanggaran terhadap maklumat ini akan mendapat hukuman dengan melempar pelanggarnya ke dalam lobang singa. Raja tidak mengetahui kebencian orang-orang ini terhadap Daniel, dan tidak menyadari bahwa dekrit itu dalam segala akan menyusahkannya. Melalui sanjungan mereka membuat raja percaya bahwa dengan mensahkan dekrit seperti itu akan sangat besar artinya bagi kehormatannya. Dengan senyum licik penuh kemenangan di wajah mereka, mereka berlalu dari hadapan raja, dan bersukacita bersama atas jerat yang telah mereka buat untuk hamba Allah itu.

Sebuah Teladan untuk Keberanian dan Kesetiaan

Dekrit itu telah disahkan raja. Daniel mengetahui maksud musuh-musuhnya untuk menghancurkan dia. Namun dia tidak mengubah kebiasaannya sedikitpun. Dengan ketenangan dia menjalankan tugas-tugasnya seperti biasam, dan pada jam berdoa dia pergi ke kamarnya, dan dengan jendela terbuka menghadap ke Yerusalem, dia melayangkan doa-doanya kepada Allah di surga. Oleh tindakannya ini, dia tanpa rasa takut menyatakan bahwa tidak ada kuasa duniawi yang berhak untuk berada di antara dia dan TUHAN-nya dan memerintahkan kepada siapa dia boleh dan tidak boleh berdoa. Orang terhormat yang berprinsip teguh! Dia berdiri tegak di hadapan dunia zaman ini sebagai sebuah teladan yang patut dipuji dari keberanian dan kesetiaan Kristen. Dia menghadap Allah sepenuh hatinya, walaupun dia tahu bahwa maut adalah hukuman untuk kesetiaannya.

Musuh-musuhnya mengamatinya sepanjang hari. Tiga kali dia telah memasuki kamarnya, dan tiga kali suara yang dengan sungguh-sungguh itu telah terdengar. Pada pagi berikutnya, pengaduan itu telah diajukan kepada raja bahwa salah satu tawanan dari Yehuda telah menentang dekritnya. Ketika raja mendengar laporan ini, matanya segera terbuka untuk melihat bahwa perangkap telah dipasang. Dia dengan perasaan sakit menyesali dirinya karena telah mensahkan dekrit seperti itu, dan berusaha hingga matahari terbenam untuk menemukan sebuah rencana yang bisa menyelamatkan Daniel. Tetapi musuh-musuh nabi itu telah mengantisipasi hal ini, dan mereka datang menghadap raja dengan kata-kata ini: “Ketahuilah, ya raja, bahwa undang-undang Media dan Persia berkata bahwa tidak ada dekrit atau undang-undang yang dibuat oleh raja boleh diubah.”

“Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: ‘Allahmu yang kau sembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!’” (ayat 15, 16). “Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya. (ayat 18) Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur.”(ayat 19)

“Allahku Telah Mengutus Malaikat-Nya”

Pagi-pagi sekali raja bergegas menuju ke lubang singa-singa itu, dan berseru: “Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kau sembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu? (ayat 21). Suara nabi itu terdengar dalam jawaban, “Ya raja, kekallah hidupmu! Allahku telah mengutus malaikat-malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tidak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.” (ayat 22, 23)

“Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya.” (ayat 24). Maka hamba Allah itupun memperoleh kelepasan. Dan perangkap yang telah dibuat oleh musuh-musuhnya untuk menghancurkannya terbukti menjadi kehancuran mereka sendiri. Atas perintah raja, mereka dilemparkan ke dalam lubang singa itu, dan dalam sekejap dilahap oleh hewan-hewan buas itu.